Bandai Namco Ungkap Tantangan Besar dalam Remaster Tales of 5
jimmyvspub.com – Industri game modern semakin akrab dengan tren remaster dan remake, yang memungkinkan para penggemar untuk kembali menikmati judul-judul klasik dengan visual serta teknologi terbaru. Namun, apa yang terlihat sederhana di mata gamer ternyata bisa menjadi pekerjaan luar biasa rumit di balik layar. Hal ini baru-baru ini diungkapkan oleh Bandai Namco terkait dengan rencana mereka dalam proyek besar bertajuk Tales Remaster Project.
Seperti kasus Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles milik Square Enix, Bandai Namco juga harus menghadapi kenyataan pahit: kode sumber game lama hilang. Kondisi ini mempersulit upaya perusahaan dalam menghadirkan remaster salah satu seri klasik mereka, yaitu Tales of 5 yang pertama kali hadir pada tahun 1995.
Tantangan Remaster JRPG: Masalah Kode Sumber yang Hilang
Masalah Serupa dengan Final Fantasy Tactics
Dalam sebuah wawancara, Kazutoyo Maehiro, sutradara The Ivalice Chronicles, menjelaskan bahwa kendala utama dalam mengembangkan versi remaster adalah hilangnya data master dan kode sumber asli. Tanpa fondasi tersebut, tim pengembang harus bekerja ekstra keras untuk merekonstruksi ulang elemen-elemen dasar game.
Situasi yang sama kini dihadapi oleh Bandai Namco. Untuk me-remaster Tales of 5, mereka harus memulai dari tahap pencarian kode sumber yang bahkan tidak jelas siapa yang menyimpannya dan di mana keberadaannya. Hal ini dianggap sebagai hambatan terbesar, mengingat setiap seri Tales sering kali dikerjakan oleh studio pengembang yang berbeda-beda sepanjang sejarahnya.
Pernyataan Resmi Bandai Namco di Tokyo Game Show
Yusuke Tomizawa Bicara tentang Proses yang Rumit
Dalam panel di Tokyo Game Show, produser seri Tales, Yusuke Tomizawa, mengakui tantangan besar tersebut.
“Kami harus mulai dengan mencari tahu di mana kode sumbernya dan siapa yang mengelolanya,” ungkap Tomizawa. “Agak memalukan, tetapi karena ada beberapa studio pengembang berbeda yang mengerjakan seri ini selama bertahun-tahun, kami harus menemukan data aslinya terlebih dahulu. Dan ketika kami menemukannya, data tersebut bisa penuh dengan celah, yang membutuhkan analisis berbulan-bulan untuk mengatasinya.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa remaster JRPG klasik bukan hanya sekadar memperbarui grafik, tetapi juga melibatkan rekonstruksi data inti agar bisa kompatibel dengan mesin modern.
Tales Remaster Project: Sebuah Perayaan 30 Tahun
Dimulai dengan Tales of Graces f
Sebagai bagian dari ulang tahun ke-30 seri Tales, Bandai Namco resmi meluncurkan Tales Remaster Project. Proyek ambisius ini dimulai dengan perilisan Tales of Graces f Remastered pada Januari 2025, yang mendapat sambutan cukup positif dari penggemar.
Dengan teknologi grafis modern, remaster tersebut membuktikan bahwa JRPG klasik masih relevan di era sekarang. Namun, proyek ini jelas bukan hanya tentang nostalgia, tetapi juga strategi untuk memperluas audiens Tales ke generasi baru pemain.
Dilanjutkan dengan Tales of Xillia Remastered
Langkah berikutnya dalam proyek ini adalah Tales of Xillia Remastered, yang dijadwalkan rilis pada 31 Oktober 2025. Pemilihan judul ini menunjukkan strategi non-linier yang dilakukan Bandai Namco. Alih-alih merilis remaster berdasarkan urutan kronologis, mereka lebih fokus pada efisiensi produksi.
Menurut Tomizawa, hanya game-game yang paling mudah di-remaster yang didahulukan, sehingga perusahaan bisa menjaga tempo rilis dengan lebih stabil.
Mengapa Urutan Rilis Tidak Kronologis?
Fokus pada Efisiensi dan Kecepatan
Tomizawa menegaskan bahwa meskipun banyak penggemar bertanya-tanya soal urutan rilis yang acak, Bandai Namco memilih untuk mengutamakan kecepatan, efisiensi, dan kuantitas.
“Sejujurnya, saya tahu beberapa penggemar di luar sana mungkin berpikir ‘Ada apa dengan urutan rilisnya?’, tetapi produksi non-linear hanya berfokus pada kecepatan dan kuantitas rilis,” kata Tomizawa.
Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mempercepat distribusi remaster tanpa harus menunggu penyelesaian proses rumit seperti pencarian kode sumber untuk judul-judul lama.
Dampak Hilangnya Kode Sumber pada Industri Game
Kasus Serupa di Berbagai Studio
Kehilangan kode sumber game lama bukan hanya masalah Bandai Namco atau Square Enix. Banyak perusahaan game Jepang dan Barat menghadapi tantangan serupa. Beberapa kasus terkenal termasuk:
-
Silent Hill milik Konami yang sempat kehilangan aset orisinal, sehingga menyulitkan pembuatan remaster.
-
Resident Evil yang sebagian arsip datanya hilang, membuat Capcom harus membangun ulang dari nol untuk remake modern.
-
Final Fantasy VIII, yang butuh waktu lama untuk mendapatkan versi remaster karena hilangnya file original.
Situasi ini menunjukkan pentingnya arsip digital dan manajemen data jangka panjang dalam industri game, terutama untuk judul-judul ikonik yang memiliki nilai sejarah.
Implikasi bagi Penggemar
Bagi penggemar setia JRPG, kabar bahwa Tales of 5 Remaster menghadapi kendala teknis mungkin terasa mengecewakan. Namun, ini juga memberikan wawasan mendalam tentang kompleksitas produksi game, dan mengapa beberapa remaster bisa memakan waktu bertahun-tahun sebelum benar-benar terwujud.
Masa Depan Tales of 5 dan Seri Tales Lainnya
Potensi Kembali ke Akar Klasik
Jika Bandai Namco berhasil mengatasi hambatan kode sumber, Tales of 5 Remaster bisa menjadi tonggak besar dalam sejarah Tales Remaster Project. Game ini bukan hanya sekadar nostalgia, tetapi juga kesempatan untuk memperkenalkan JRPG klasik era 90-an kepada gamer muda.
Selain itu, suksesnya Tales of Graces f dan Tales of Xillia Remastered bisa memberikan dorongan tambahan agar perusahaan berkomitmen membawa lebih banyak judul klasik kembali ke platform modern.
Harapan Fans
Komunitas penggemar berharap Bandai Namco bisa menjaga keaslian cerita dan gameplay sambil tetap memberikan penyegaran visual dan teknis. Dengan begitu, remaster Tales tidak hanya akan menjadi proyek komersial, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap warisan panjang seri JRPG legendaris ini.